OJK: Bank NTT Jadi Bank Yang Sehat

1,029

 

Patrolicia com/provinsi NTT            .Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia (RI) nilai (penilaian berdasarkan Risk Based Rating Bank/RBBR, red) Bank NTT sudah menjadi Bank yang Sehat pada semester I Tahun 2021. Status ini merupakan hasil motivasi dan komitmen Management Bank NTT untuk membawa Bank NTT dari status cukup sehat ke komposit Bank Sehat.

Demikian press rilis Humas Bank NTT yang diterima tim media ini melalui pesan Whatsapp/WA pada Senin (23/08/2021).

“Akhirnya Bank NTT mengakhiri masa yang panjang sebagai bank yang cukup sehat menjadi bank yang sehat.  Penilaian sebagai Bank yang sehat merupakan kado terindah dalam HUT Bank NTT yang ke-59 dan Kado HUT Kemerdekaan RI ke-76,” tulis Humas Bank NTT.

Menurut Humas Bank NTT, itu hasil penilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK setiap 6 (enam) bulan atau per semester atas semua aspek.

“Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka penilaian Tingkat Kesehatan Bank harus dapat mencerminkan kondisi Bank NTT saat ini dan pada waktu yang akan datang,” jelas Humas.

Tingkat Kesehatan Bank NTT, tulis Humas Bank NTT lebih lanjut, adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensivitas terhadap pasar.

Humas Bank NTT menjelaskan, ada empat faktor penilaian utama tingkat kesehatan bank yakni: a)Profil risiko (risk profile); penilaian terhadap faktor risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi;

b.   Good Corporate Governance (GCG); penilaian atas pengelolaan dan operasional dan manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG;

c.   Rentabilitas (earnings); penilaian terhadap rentabilitas dan kesinambungan rentabilitas bank dalam 1 periode;

d.   Permodalan (capital) ; penilaian terhadap kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan bank;

“Peringkat komposit tingkat kesehatan bank dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat komposit yakni : Komposit 1 (sangat sehat), komposit 2 (sehat), komposit 3 (cukup sehat), komposit 4 (kurang sehat) dan komposit 5 (tidak sehat),” urai Humas Bank NTT.

Selama kurang lebih 11 tahun, lanjut Humas Bank NTT, kondisi tingkat kesehatan Bank NTT berdasarkan penilaian OJK, ada dalam kondisi komposit 3 (cukup sehat). Kondisi ini dipengaruhi oleh 4 (empat) factor di atas yang berdasarkan penilaian belum dapat dikategorikan sebagai bank yang sehat. Bank dituntut perlu memperbaiki berbagai hal baik di sisi profil risiko, GCG, rentabilitas dan permodalan.

Tantangan untuk membawa Bank NTT sebagai Bank kebanggaan masyarakat NTT menjadi Bank sehat merupakan motivasi bagi Manajemen Bank NTT untuk berkomitmen menjadi Bank yang sehat.

Komitmen manajemen itu diwujudkan melalui salah satu program strategis yang dilaksanakan sejak akhir tahun 2021 dimana Bank NTT bertekad bahwa di Semester I – 2021 Bank NTT harus menjadi Bank yang sehat.

Tekad ini diwujudkan dalam sebuah langkah nyata action plan untuk melakukan perubahan. Perubahan dimulai dari setiap individu-individu Bank NTT, budaya kerja di tiap unit kerja, diharapkan perubahan ini membawa perubahan besar bagi institusi Bank NTT.

Penetapan target yang jelas dan terukur dan pencapaiannya terus dievaluasi dan diperbaiki. Pemenuhan ketentuan atau peraturan, perbaikan bisnis proses dan perbaikan operasional dilakukan dengan standar yang tinggi sesuai standar yang ditetapkan untuk dapat mencapai tingkat kesehatan bank yang sehat. Untuk meningkatkan tekad serta visi yang sama PIN sebagai simbol semangat, simbol kerja keras disematkan kepada seluruh karyawan Bank NTT.

Dalam program strategis Bank NTT di tahun 2023, tulis Humas lebih lanjut, target Bank NTT menjadi Bank Devisa. Salah satu persyaratan bank devisa adalah tingkat kesehatan bank minimal selama 18 bulan terakhir. Persyaratan tersebut mengisyaratkan agar Bank NTT tetap menjaga dan mempertahankan diri sebagai Bank Sehat.

“Bank    NTT      memasuki era          baru (sebagai  Bank   sehat, red),     challenge atau tantangan untuk mempertahankan status tersebut akan lebih sulit. Namun sebagai bank sehat, terbuka peluang bagi Bank NTT untuk meningkatkan bisnis bank ke depan. Salah satu peluang tersebut adalah digitalisasi,” jelas Humas Bank NTT.

Bank NTT, tulis Humas Bank NTT lebih lanjut, harus mampu cepat beradaptasi dengan perubahan dinamika di dunia perbankan saat ini. Adaptasi di bidang teknologi harus mampu dilakukan Bank NTT dengan memanfaatkan peran digitalisasi.

Sedangkan digitalisasi di bidang operasional dan bisnis, digitalisasi mampu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan income bank. Digitalisasi disesuaikan dengan kebutuhan customer dan debitur Bank NTT.

Humas Bank NTT menjelaskan, bahwa saat ini Bank NTT telah berhasil mendigitalisasi operasional 2 (dua) jaringan kantor yakni Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Khusus.  “Ke depan digitalisasi operasional dan layanan akan dilakukan untuk seluruh jaringan kantor bank,” imbuhnya.

Di bidang Bisnis, lanjutnya, bank NTT akan terus melakukan diversifikasi produk dana dan kredit berbasis digital.

“Bank NTT diharapkan dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan para klien dan nasabahnya. Dengan transformasi digital yang dilakukan, Bank NTT mampu berdiri dan bertahan di tengah kompetisi ketat industri perbankan,” jelas Humas Bank NTT.

Sebagai bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur, tulis Humas Bank NTT lebih lanjut, Bank NTT akan terus memberikan pelayanan dan produk yang terbaik bagi pemerintah dan masyarakat NTT. “Harapan kami (Bank NTT, red) akan terus tumbuh dan tetap berkontribusi bagi pembangunan di NTT,” tandasnya.

Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka penilaian Tingkat Kesehatan Bank harus dapat mencerminkan kondisi Bank saat ini dan pada waktu yang akan datang.

Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensivitas terhadap pasar. Penilaian tingkat kesehatan bank dinilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap 6 (enam) bulan atau per semester atas semua aspek sebagaimana yang disebutkan di atas oleh Bank.

Adapun empat faktor penilaian utama tingkat kesehatan bank yakni:

a.   Profil risiko (risk profile); penilaian terhadap faktor risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.

b.   Good Corporate Governance (GCG); penilaian atas pengelolaan dan operasional dan manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

c.   Rentabilitas (earnings); penilaian terhadap rentabilitas dan kesinambungan rentabilitas bank dalam 1 periode.

d.   Permodalan (capital) ; penilaian terhadap kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan bank.

“Peringkat komposit tingkat kesehatan bank dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat komposit yakni : Komposit 1 (sangat sehat), komposit 2 (sehat), komposit 3 (cukup sehat), komposit 4 (kurang sehat) dan komposit 5 (tidak sehat),” rinci Humas Bank NTT.

Menurut Humas Bank tersebut, selama kurang lebih 11 tahun kondisi tingkat kesehatan Bank NTT berdasarkan penilaian otoritas ada dalam kondisi komposit 3 (cukup sehat). Kondisi ini dipengaruhi oleh 4 (empat) factor di atas, yang berdasarkan penilaian belum dapat dikategorikan sebagai bank yang sehat. Bank dituntut perlu memperbaiki berbagai hal baik di sisi profil risiko, GCG, rentabilitas dan permodalan.

Tantangan untuk membawa Bank NTT sebagai Bank kebanggaan masyarakat NTT menjadi Bank sehat merupakan motivasi bagi Manajemen Bank NTT selama ini untuk berkomitmen menjadi Bank yang sehat.

“Komitmen manajemen itu diwujudkan melalui salah satu program strategis yang dilaksanakan sejak akhir tahun 2021 dimana Bank NTT bertekad bahwa di Semester I – 2021 Bank NTT harus menjadi Bank yang sehat,” jelasnya.

Tekad ini, tulis Humas lebih lanjut, diwujudkan dalam sebuah langkah nyata action plan untuk melakukan perubahan. Perubahan dimulai dari setiap individu-individu Bank NTT, budaya kerja di tiap unit kerja, diharapkan perubahan ini membawa perubahan besar bagi institusi Bank NTT.

Penetapan target yang jelas dan terukur dan pencapaiannya terus dievaluasi dan diperbaiki. Pemenuhan ketentuan atau peraturan, perbaikan bisnis proses dan perbaikan operasional dilakukan dengan standar yang tinggi sesuai standar yang ditetapkan untuk dapat mencapai tingkat kesehatan bank yang sehat. Untuk meningkatkan tekad serta visi yang sama PIN sebagai simbol semangat, simbol kerja keras disematkan kepada seluruh karyawan Bank NTT.  (kt/bpdNTT)