Diduga PT. BCTC Gunakan Galian C Ilegal di Ruas Jalan Pota-Waekelambu Matim

1,091

 

Patroli cia com/provinsi NTT      Manggarai Timur – Diduga PT. Bina Citra Teknik Cahaya (BCTC) menggunakan galian C Ilegal dari Kali Buntal kampung Kembo, Desa Golongan Lijun, Kecamatan Elar-Kabupaten Manggarai Timur (Matim) untuk mengerjakan proyek peningkatan jalan Provinsi (dana APBD I, red), ruas Pota – Wae Kelambu senilai Rp 6.650.000.000 Milyar Tahun Anggaran (TA)2020. Galian C tersebut diduga tidak mengantongi izin dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral/ESDM dan Dinas ESDM NTT.

Pantauan langsung media ini, di lokasi proyek galian C ilegal tersebut pada Minggu lalu, PT. BCTC menggunakan dua unit excavator untuk aktifitas galian pasir dan kerikil di Kali Buntal. Masing-masing satu buah ditempatkan di sisi kanan jembatan Buntal dan satu unit lain lagi merek Hyunday, ditempatkan di Kembo.

Tampak pula ada tumpukan pasir dan batu kali/ kelikir kali. Tampak ada sekitar 6 lubang bekas galian, yang akhirnya terbentuk seperti danau buatan dengan air kali berwarna keruh. Pada sisi kanan jembatan Buntal, ada bekas gerusan excavator yang mengakibatkan sebagian fondasi jembatan telah terkikis air.

Pada beberapa titik sepanjang pinggir kiri dan kanan ruas jalan tersebut, juga ada bekas galian C berupa material agregat gunung atau sirtu. Bekas galian tersebut menyerupai lubang berdiameter kurang lebih 100 m x 50 m. Di sampingnya ada tumpukan material sirtu gunung bercampur batu.

Beberapa warga yang ditemui di lokasi tersebut mengungkapkan, lokasi tambang tersebut merupakan lahan milik warga setempat yang dipakai oleh PT. BCTC.

“Yang pak lihat ini adalah hasil galiannya PT. BCTC untuk pekerjaan jalan. Baba Heng Kosmas hanya melakukan pendekatan dan negosiasi dengan Hamid ketua RT di Buntal, kita juga tidak tahu pengambilan material ini dibayar atau tidak, hanya mereka berdua yang tahu,” ujarnya.

Aktifitas galian pasir dan batu kali/kelikir bulat di kali Buntal dan juga sirtu gunung di sepanjang lereng ruas Pota –Waekelambu tersebut, dikawatirkan akan mengakibatkan longsor ke pemukiman warga dan juga akan merusak kondisi jembatan Buntal.

“Mereka gali dan ambil material batu dan pasir di sisi kiri dan kanan jembatan Buntal, nanti kalau musim hujan tiba, air sungai kikis, tanah bisa runtuh (longsor) dan jembatan pasti bisa ambruk pak. Ini proyek datang dari pemerintah, bukan untuk kesejahteraan warga malah membuat susah warga,“ ujar Fendy warga Buntal. (Rjb)