Patrolicia com/kota Kupang Pemerintah Kota Kupang berupaya mengembangkan sektor pariwisata berbasis pada lima pilar. Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man saat menjadi nara sumber dalam dialog yang digelar RRI Kupang, Rabu (26/1) di Studio RRI Pro I Kupang. Dialog bertajuk “mampukah sektor pariwisata mendorong percepatan ekonomi NTT di tahun 2022” itu menghadirkan juga Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Zet Sonny Libing, M.Si serta Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTT, Jhon Oemathan sebagai nara sumber.
Wawali menjelaskan lima pilar dimaksud antara lain, yang pertama adalah pariwisata berbasis sejarah. Banyak peninggalan sejarah di Kota Kupang yang perlu dilihat dan akan diminati wisatawan. Kota Kupang juga menurutnya menjadi bagian dari kota pusaka di Indonesia. Pilar yang kedua menurut Wawali adalah pariwisata yang berbasis budaya. Yang ketiga menurutnya seluruh aktivitas pariwisata harus atraktif. Pilar yang keempat adalah pariwisata harus memikat, membuat orang untuk terus berkunjung misalnya karena daya pikat kuliner dan tenun ikatnya. Pilar yang kelima menurutnya adalah pariwisata harus berbasis pada masyarakat, sehingga menjadikan Kota Kupang yang aman huni dan pentingnya pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi digital.
Ditambahkannya, dengan berbasis pada lima pilar tersebut pembangunan pariwisata akan mendatangkan tiga keuntungan, antara lain; pendapatan daerah, terciptanya lapangan kerja yang menurunkan angka pengangguran serta produktivitas yang dapat meningkatkan income per kapita sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.
Menurut Wawali ada 8 peluang bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata, antara lain; usaha penginapan (hotel, home stay), restoran dan usaha kuliner, usaha rental mobil, tour guide dan penerjemah, pedagang kaki lima serta pusat oleh-oleh khas daerah berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Zet Sonny Libing, M.Si, pada kesempatan yang sama memaparkan NTT memiliki kurang lebih 1305 daya tarik wisata, baik wisata alam, budaya, fashion/tenun ikat (721 motif), kuliner dan karya seni yang tersebar di 22 kabupaten/kota. Jika potensi ini dikelola secara baik akan mendatangkan keuntungan besar bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Menurutnya secara politik Pemprov NTT telah menempatkan pariwisata sebagai lokomotif pembangunan NTT. Diharapkan ekonomi kreatif akan ikut tumbuh karena pergerakan sektor pariwisata itu. Untuk itu butuh kerja sama pentahelix dengan berbagai stakeholder dan dukungan masyarakat dalam upaya tersebut.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi II DPRD NTT, Jhon Oemathan. Menurutnya potensi pariwisata yang sudah digali oleh pemda setempat harus didukung juga dengan sumber daya manusia yang memadai, yang mendukung upaya peningkatan sektor pariwisata serta mau menjaga dan merawat potensi yang sudah ada. Jhon juga mengapresiasi kemajuan dan keindahan Kota Kupang yang menurutnya sudah mengalami lonjakan dan mendapat pujian dari banyak tamu yang datang dari luar daerah.