Patrolicia com/kota Kupang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi NTT pada Tahun Anggaran (TA) 2021 ‘terjun bebas’ alias turun drastis/anjlok hingga tak mencapai 50% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) NTT TA 2021 sebesar Rp 1,8 Trilyun (target PAD setelah Perubahan ABPD NTT TA 2021, red).
Demikian terungkap dalam laporan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) NTT terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) NTT TA 2022. Laporan itu disampaikan dalam Rapat Paripurna pada Kamis (25/11/21) siang.
“Mencermati capain realisasi PAD pada tahun anggaran 2021 sampai dengan Bulan November dari target Rp 1, Trilyun baru mencapai dibawah 50%,” ungkap Juru Bicara (Jubir) Banggar, Maria Nuban Saku.
Untuk itu, lanjut Nuban Saku, Banggar meminta kepada Pemerintah Daerah agar memastikan pencapaian realisasi PAD TA 2022 sebesar Rp 1.887.614.351.546,- dengan membuat skema penagihan dan melakukan upaya-upaya baru yang dapat memungkinkan pencapaian realisasi terhadap target PAD TA 2022.
Untuk memacu peningkatan PAD, Banggar juga meminta Pemprov NTT untuk meningkatkan kapasitas Badan Pendapatan dan Aset Daerah melalui penambahan tenaga operasional pada UPT-UPT, penambahan biaya operasional dan fasilitas kerja yang memadai.
“Badan Anggaran merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan revitalisasi SAMSAT Online guna mendukung peningkatan PAD di masa mendatang,” tulis Banggar.
Selain itu, Banggar juga meminta Pemprov NTT untuk meningkatkan upaya penertiban asset daerah dan juga mengoptimalisasi pemanfaatan asset daerah serta meningkatkan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan pihak ketiga.
Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah (BPAD) NTT, Alex Lumba yang ditemui usai Rapat Paripurna tersebut di pelataran parkir Gedung DPRD NTT enggan memberikan penjelasan tentang anloknya PAD TA 2021. “Kalau tentang PAD nanti saja,” elaknya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini, target PAD yang tertuang dalam APBD NTT TA 2021 (Perda NTT No.8 Tahun 2020 tentang APBD NTT TA 2021, red) sebesar Rp 2.033.518.433.142 (dua trilyun tiga puluh tiga milyar lima ratus delapan belas juta empat ratus tiga puluh tiga ribu seratus empat puluh dua ribu rupiah).
PAD tersebut terdiri atas : 1) Pajak daerah sebesar Rp 1.533.442.229.906,-; 2) Retribusi Daerah sebesar Rp 205.774.614.333,- 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp 94.348.316.130,-; dan 4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp 199.953.272.773,-.
Namun target PAD NTT TA 2021 sebesar Rp 2,033 Trilyun (dalam APBD Murni 2021, red) tersebut diturunkan dalam Perubahan APBD NTT TA 2021 pada Bulan September 2021 menjadi Rp 1,8 Trilyun. Karena pada saat itu, realisasi PAD hanya sekitar Rp 500 Milyar atau hanya sekitar 25% dari target APBD Murni 2021. Walaupun telah diturunkan lebih dari Rp 200 Milyar namun realisasi PAD NTT TA 2021 bak jauh panggang dari api. Karena hingga Bulan November 2021 belum mencapai 50% dari target Rp 1,8 Trilyun.
Seperti diberitakan tim media ini sebelumnya, realisasi PAD NTT TA 2021 hingga September 2021 hanya sekitar Rp 500 Milyar dari target Rp 2,033 Milyar. Karena rendahnya realisasi PAD tersebut maka Pemprov NTT mengusulkan penurunan PAD sekitar Rp 200 M dalam Perubahan APBD NTT TA 2021. (rjb/tim)