PATROLICIA COM PROPINSI NTT Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok kesehatan dunia. Laporan WHO 2024 mencatat 10,8 juta orang jatuh sakit TB dengan 1,25 juta kematian pada 2023. Indonesia termasuk negara dengan beban TB tertinggi, dengan ratusan ribu kasus baru setiap tahun. Meski obat tersedia, stigma sosial, diskriminasi, dan putus obat masih menjadi tantangan besar.
Di tengah situasi itu, Desa Palakahembi di Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, berupaya memutus rantai stigma lewat “Tuberculosis Harmony Project”, sebuah program kolaboratif antara Program Studi DIII Keperawatan Waingapu Poltekkes Kemenkes Kupang, Puskesmas Kawangu, dan pemerintah desa. Kegiatan yang digelar pada 29 September 2025 ini meliputi pelatihan kader dan tokoh masyarakat, serta penyuluhan kesehatan kepada warga.
Sebanyak 13 peserta yang terdiri dari kader TB, kader posyandu, kepala dusun, tokoh agama, hingga aparat desa, mengikuti sesi pelatihan dengan metode ceramah, diskusi, hingga simulasi. Hasilnya, pemahaman peserta meningkat tajam, dengan skor evaluasi naik dari 40–80 menjadi 75–100. “Masyarakat kini paham bahwa TB bukan kutukan atau penyakit keturunan, tetapi bisa sembuh bila ditangani tuntas dengan dukungan keluarga,” kata Kepala Desa Palakahembi, Arif Ndilu Maramba Jawa.
Kepala Puskesmas Kawangu, Rambu Mema, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Penanggulangan TB tidak cukup di fasilitas kesehatan. Kader, keluarga, dan tokoh lokal adalah pintu masuk menemukan kasus lebih cepat, memastikan kepatuhan minum obat, dan menghapus stigma,” ujarnya.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Yosephina Elizabeth Sumartini Gunawan, menambahkan bahwa keterlibatan keluarga sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) menjadi kunci. “Dengan dukungan emosional, sosial, dan spiritual, pasien lebih termotivasi untuk sembuh,” katanya.
Program ini berlanjut dengan penyuluhan dan pendampingan pasien TB di seluruh dusun Palakahembi sepanjang Oktober 2025. Kegiatan juga dirangkai dengan skrining TB, pemeriksaan kesehatan, serta pengobatan gratis. Target akhirnya, Palakahembi diharapkan menjadi desa percontohan penggerak masyarakat dalam mendukung eliminasi TB nasional pada 2030.